Akhirnya kita tiba pada satu muara
setepis angin dan seonggok batu yang membelah suara
Pada setiap yang pecah kau titipkan kata-kata
Pada setiap yang hancur kubangunkan kota-kota
Kau, percik cahaya di nyala hari
Aku, gerah yang menggrayangi tengkuk dan membuatmu tak enak menunduk
Di hadapanmu, gelap dan senyap
Di senyumanmu, dingin dan pengap
Kita sama-sama tahu, pura-pura adalah pintu paling sempurna menuju luka-luka
Juga sama-sama mengerti, hati-hati adalah jalan paling terang mengikrarkan janji-janji
Katamu, "Kita semua adalah memilih dan pilihan"
Kataku, "Kau hanya terlalu banyak membuka pintu dan tak tahu kapan harus menutupnya"
Akhirnya..
Pertemuan adalah kabar, penyelamat kisah kita yang semakin kabur
Perpisahan adalah takdir, payung paling teduh dari doa-doa hamba yang getir
Sby, 9-7-20
Comments
Post a Comment