Stasiun Gubeng, waktu subuh
Udara dingin menggantung di antara lampu-lampu peron dan kursi tunggu
Seorang bapak lalu lalang, bergegas diburu waktu
Menyembunyikan diri saat anak dalam lelap
Stasiun Gubeng, waktu subuh
Aku berangkat sebelum sempat mencium tangan ibu
Lebih dulu sebelum kepalaku di usap ayah
Ibu dan ayah masih di pasar
Berbelanja aneka sayur untuk pesta orang-orang, untuk sesuap nasi keluarga kami
Stasiun Gubeng, waktu subuh
Lonceng berbunyi
Kereta tiba
Kukemas rindu di saku samping ranselku
Kantuk di saku belakang celanaku
Wajah ibu dan ayah di sepiring nasi
yang beliau siapkan sebelum menerjang becek pasar
Udara dingin menggantung di antara lampu-lampu peron dan kursi tunggu
Seorang bapak lalu lalang, bergegas diburu waktu
Menyembunyikan diri saat anak dalam lelap
Setelah janji akan kembali ke rumah sebelum gelap
Stasiun Gubeng, waktu subuh
Aku berangkat sebelum sempat mencium tangan ibu
Lebih dulu sebelum kepalaku di usap ayah
Ibu dan ayah masih di pasar
Berbelanja aneka sayur untuk pesta orang-orang, untuk sesuap nasi keluarga kami
Stasiun Gubeng, waktu subuh
Lonceng berbunyi
Kereta tiba
Kukemas rindu di saku samping ranselku
Kantuk di saku belakang celanaku
Wajah ibu dan ayah di sepiring nasi
yang beliau siapkan sebelum menerjang becek pasar
Comments
Post a Comment